Wednesday, 1 February 2012

Bayan Prof. Muhsin


Hari ini banyak sekali Agama dari Hindu, Budha, kristen, katolik, protestan, kong hu chu, dan lain-lain. Tetapi agama-agama ini telah terbukti “Ineffective Completely”, Gagal Total, untuk membawa manusia ke jalan kebahagiaan. Lalu kini muncul agama baru yang menyebabkan orang-orang meninggalkan agama-agama tersebut, yaitu Agama Materialis. Agama Materialis ini dibuat oleh kaum materialis dengan alatnya adalah Uang dan azas hidupnya adalah Nafsu.
“Untuk Hidup Bahagia di Dunia ini apa yang diperlukan ?” jawabannya, “Uang.”
Ini menurut Keyakinan mereka yang menganut Agama Meterialis ini. Semua Agama mandul menghadapi agama Materialis ini kecuali Islam. Islam mengandalkan Yakin pada kalimat “La Illah Ha Illallah” dalam mencapai kebahagiaan di dunia. Namun banyak muslim yang telah melupakan kalimat ini bahkan tanpa kita sadari ataupun kita sadari kita mengucapkan kalimat ini tetapi pola kehidupan kita sama dengan mereka penganut Agama Materialis. Akibatnya kehidupan di dunia ini sudah seperti Neraka. Kehidupan yang mengekang dan memaksa orang untuk berbuat diluar kapasitasnya sebagai manusia. Bekerja dengan nafsu demi yang namanya uang, tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Sehingga tidak ada lagi yang namanya ketulusan, “Purity of Intension”, Keikhlasan. Setiap orang menginginkan sesuatu dari orang lain. Rusaknya Ikhlas ini menyebabkan tidak ada lagi Moral atau Akhlaq yang baik. Jadi Akhlaq inilah yang menjadi korban pertama.
Semua sistem telah dibuat oleh manusia sebaik dan sesempurna mungkin untuk mengatur kehidupan mereka, tetapi masalahnya mereka tidak dapat mendeteksi moral seseorang. Seluruh sistem yang mereka buat menjadi rusak karena moral rusak. Sekarang Hukum banyak yang canggih-canggih, ganjaran bagi para pelanggar berat-berat, dan fasilitas hukum juga sangat maju, tetapi pejabat tetap korup di pemerintahan, polisi tetap korup, pedagang tetap korup, semuanya tetap melanggar karena Moralnya telah rusak. Perbaikan Akhlaq pada zaman Rasullullah SAW terlihat dari orang yang bejad moralnya menjadi orang yang paling mulia akhlaqnya karena Yakin mereka terhadap kalimat “La Illa Ha Illallah”
Tanda-tanda kerusakan umat muslim adalah ketika mereka tidak mempunyai “Objective of Life”,  Tujuan Hidup, sehingga mereka menggunakan dalam kehidupan mereka cara yang sama seperti penganut Materialis. Semua orang berkata yang Islam tawarkan saat ini sangatlah tidak mungkin atau dapat diikuti, itukan buat jaman Nabi. Padahal kalau kita ikuti apa yang Nabi SAW ajarkan dan contohkan maka hidup ini akan menjadi tidak sulit bahkan menjadi seperti Surga Dunia. Nabi tidak punya kebendaan yang indah-indah atau Uang yang banyak disimpan, tetapi setiap pulang ke rumah beliau SAW selalu berkata, “Bayyiti Jannati”, rumahku surgaku. Beda dengan orang-orang saat ini, yang kaya punya rumah besar, harta berlimpah tetapi merasa hidup susah seperti dalam neraka saja kehidupannya. Begitu pula yang miskin susah karena merasa tidak bisa menjadi orang kaya. Sehingga kini yang miskin susah dan yang kayapun susah. Kini asbab agama materialis semua orang tidak ada punya waktu lagi buat keluarga, tamu, kerabat, teman, dan agama. Semuanya hidup terkekang dan terikat. Setiap diajak untuk Islah diri, perbaikan Iman dan Amal, mereka selalu berkata kami tidak punya modal atau kami tidak punya waktu, inikan buat yang pengangguran.
Para Nabi dan Sahabat Nabi SAW berani meninggalkan segalanya karena keimanan mereka. Modalnya satu saja, “Allah bersama saya”, tidak perlu material dan asbab. Seorang yang penakut adalah seseorang yang terikat dengan pekerjaannya karena takut miskin, takut lapar, takut susah, dan lain-lain. Jadi orang-orang yang mau meninggalkan harta dan keluarga demi agama Allah inilah yang dinamakan orang-orang yang pemberani. Orang-orang yang tidak takut kepada Allah maka Allah akan buat hidupnya serba dalam ketakutan, takut miskin, takut mati, takut sakit, takut dimarahi isteri dan lain-lain. Tetapi jika orang itu takut pada Allah maka Allah akan buat orang itu berani menghadapi hidup dan tidak akan pernah merasa susah. Bagaimana bisa ? mudah saja karena “Allah bersama saya” tidak ada yang perlu ditakutin. Inilah yang namanya keberanian yaitu seseorang yang berani menjalani dan meyakini amal-amal Agama yang bertentangan dengan asbab-asbab kehidupan ahli materialis. Para Nabi dan Sahabat RA dihina, disiksa, di musuhin, karena apa yang mereka perjuangkan bertentangan dengan keyakinan kaum pada saat itu.
  1. Ketika mereka percaya pada banyak Tuhan, Nabi dan Sahabat mengajak mereka untuk percaya kepada satu Tuhan, yaitu Allah Taala.
  2. Seorang Yahudi bertanya kepada sahabat, “ Bagaimana kalian bisa hidup jika kalian meninggalkan Rezki kalian ?”. Tetapi sahabat membalas, “kami meninggalkan rezki menuju kepada yang memberi Rizki ”.
  3. Musa AS pergi ke Firaun hanya dengan modal tongkat, apa kata Allah, “Jangan takut wahai Musa, Aku bersamamu.” Ketika Musa AS terjebak di antara pasukan Firaun dan Laut, apa kata Musa As, “Jangan takut, Allah bersama saya.”
  4. Abu Bakar RA takut Nabi SAW dibunuh ketika dikejar para orang kafir quraish, tetapi apa kata Nabi SAW, “Jangan Takut Allah bersama Kita.”
Allah Taala adalah lebih kuat dari seluruh masyarakat materialis dan sistem yang mereka buat. Para Nabi dan Sahabat RA tidak punya materi, mereka hanya mempunyai Allah saja yang mereka imani sebagai sumber pertolongan. Tetapi seluruh kekuatan dan sistem yang mereka punya tidak ada yang mampu menahan Kehendak Allah. Semuanya yang menentang, Allah musnahkan. Sebagaimana sistem Namrud tumbang oleh ajaran Ibrahim AS, sistem Firaun tumbang oleh ajaran Musa AS, Sistem Quraish, Romawi dan Persia tumbang oleh ajaran Rasullullah SAW. Mereka yang tidak mengenal Allah maka mereka ini akan menjadi pengikut setia agama materialis. Untuk ini pentingnya Ilmu agar kita dapat mengenal Agama kita dan mengenal Allah.
Untuk dapat menyelamatkan umat ini perlu usaha, dan tidak ada cara lain selain menggunakan cara Nabi memperbaiki umat yaitu dengan Dakwah. Kita perlu mengembalikan kehidupan umat yang sudah sekarat ini. Imam malik berkata, “ Tidak ada cara yang terbaik memperbaiki Umat pada kurun sekarang selain menggunakan cara yang digunakan pada kurun awal.” Yaitu cara Rasullullah SAW memperbaiki kehidupan kaum Quraisy yang rusak, tidak punya adab, pada waktu itu menjadi kaum yang memiliki peradaban dan mulia.
Kini umat jauh dari jalur agama karena tidak adanya gerak. Orang yang tidak bergerak hanyalah orang mati. Maka jika umat ini tidak ada pergerakan, maka umat ini telah mati. Semua orang gerak saat ini tetapi demi kepentingan materi, bukan karena agama. Sehingga kini kebendaan didunia ini menumpuk tetapi moral umat makin rusak.
Jadi cara pertama memperbaiki umat ini adalah dengan jalan Hijrah, pergerakan karena Agama. Modalnya sederhana, apa saja yang kita punya dan bisa kita korbankan, kita korbankan untuk agama.
Seluruh Sistem Kebathilan mempunyai dasar 2 hal :
  1. Berlebih-lebihan ( Mubazhir )
  2. Kesombongan
Sedangkan yang Haq berdasarkan atas 2 hal :
  1. Kesederhanaan
  2. Rendah Hati
Ketika cahaya masuk, maka kegelapan akan hilang, ini sudah menjadi sunnattullah. Maulana Ilyas Rah.A dibilang orang gila oleh para Ulama karena menyuruh orang mewat yang bodoh, jahil, dan miskin untuk pergi dakwah. Tetapi Maulana Ilyas tegar dan terus membuat orang Mewat agar tetap bergerak. Dari berputar-putar sekitar tempat mereka lalu ke kampung mereka, lalu desa-desa, lalu ke kota-kota, akhirnya sampai orang mewat ini pergi keseluruh dunia. Sekarang seluruh orang di dunia datang ke India karena pengorbanan orang mewat.
Kebutuhan manusia itu hanya lima :
  1. Kebutuhan akan Pakaian
  2. Kebutuhan akan Makan dan Minum
  3. Kebutuhan akan Tempat Tinggal
  4. Kebutuhan akan Transportasi
  5. Kebutuhan akan Isteri
Ini adalah 5 kebutuhan yang dikenal agama. Kita harus mampu menekan kebutuhan kita  ke level kesederhanaan dan kerendah hatian hidup. Inilah kehidupan Nabi SAW.
Nabi SAW bersabda mahfumnya, “Setiap umat mempunyai fitnah, dan fitnah umatku adalah Harta.”
“Apa yang di inginkan Umat sekarang ini ?” jawabnya, “Harta”. Hari ini orang bilang “Tanpa uang bagaimana bisa hidup ?”
Jika punya uang baru Islam bisa maju. Dengan Uang umat Islam bisa bangun ini dan itu. Bagaimana sedekah kalau tidak ada uang. Bagaimana bangun mesjid kalau tidak ada uang. Bagaimana mau bayar guru untuk ngajar agama kalau tidak ada uang. Bagaimana mau pergi haji atau keluar di jalan Allah kalau tidak ada uang. Inilah kesalah fahaman terhadap agama. Sekarang yang bisa menyebabkan orang bisa memberi atau bersedekah bukan hartanya tapi Imannya. Yang menyebabkan orang mau berkorban bukan karena dia punya harta tetapi karena imannya. Kini orang punya banyak harta tetapi tidak punya Iman maka tangannya akan tetap menjadi tangan yang dibawah. Orang yang tidak punya harta tetapi ia punya Iman maka ia akan selalu menjadi tangan diatas. Sedekahnya seseorang yang punya banyak harta dan sedekahnya seorang yang miskin harta mempunya perbedaan nilai yang sangat besar disisi Allah. Ini tergantung dari keimanan dan pengorbanan mereka.
Agama tidak akan bisa berjalan dengan harta tetapi dengan kesederhanaan dan ketawadhuan. Suatu ketika Nabi SAW dihina oleh orang kafir karena kemiskinannya. Allah mendengar ini lalu melalui Jibril AS, Allah berfirman kepada Nabi SAW bahwa Allah Taala dapat mengubah gunung Uhud menjadi emas dan ikut kemana saja Nabi SAW pergi kalau Nabi SAW mau. Tetapi Nabi SAW menolak karena ia lebih suka sehari lapar dan sehari kenyang. Ketika lapar ia bisa bersabar, dan ketika kenyan ia bisa memuji Allah. Jadi Nabi SAW lebih memilih amal dibanding harta benda. Kini apa yang nabi SAW tolak, itu yang kita minta dan kita uber-uber.
Allah tidak perlu uang dalam menyelesaikan masalah manusia, Allah dapat melakukan apa saja tanpa pertolongan mahluk. Sahabat hanya dengan sholat 2 rakaat seluruh masalah dapat diselesaikan dengan bantuan Allah. Ini karena Yakin mereka sudah benar. Mereka tidak bergantung kepada selain Allah. Untuk perkara ini penting kita pergi dari rumah ke rumah, desa ke desa, kota ke kota, dari negara ke negara untuk menyampaikan kalimat La Illaha Illallah.

No comments:

Post a Comment